Kepulauan
Indonesia, pada zaman kuno terletak pada jalur perdagangan antara dua pusat
perdagangan kuno, yaitu India dan Cina. Letaknya dalam jalur perdagangan
internasional ini memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan
sejarah kuno Indonesia. Kehadiran orang India di kepulauan Indonesia memberikan
pengaruh yang sangat besar pada perkembangan di berbagai bidang di wilayah
Indonesia.
Hal itu
terjadi melalui proses akulturasi kebudayaan, yaitu proses percampuran
antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga
terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali masing-masing
ciri khas dari kebudayaan lama.
Pengaruh
India yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam bidang:
1. Budaya
Pengaruh
budaya India di Indonesia sangat besar bahkan begitu mudah diterima di
Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam
kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah
diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh
kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
- Seni Bangunan
Akulturasi
dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi.
Di India, candi merupakan kuil untuk memuja
para dewa dengan bentuk stupa.
Di Indonesia, candi selain sebagai tempat
pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu
jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan
masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
Ø
Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
Ø
Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
Ø
Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas
makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan
perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara
fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di
Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden
berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini
dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
- Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi
dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau
seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai
contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan
riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan
alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik
yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.
- Seni Hias
Unsur-unsur
India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan
secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.
Contoh
hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
- Aksara/tulisan
Berdasarkan
bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak
bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf
Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang
dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti
tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan
Candi Badut yang ada di Malang.
- Kesusastraan
Setelah
kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang
(puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama
kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan
isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan
(tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab
cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta
uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita
ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan
Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia,
seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh.
Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan
Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan
wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam
pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli
Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia
seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini
tidak ditemukan di India.
2.
Pemerintahan
Sebelum
kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara
sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana
rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih
sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat
membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi
maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian.
Masuknya
pengaruh India menyebabkan
muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh
seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di
India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan
segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah.
Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh.
Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
3. Sosial
Kehidupan
sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini
dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang
datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi
bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya
pengaruh India di
Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para
pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan
menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial
masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam
perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan
berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem
kasta)
4.
Kepercayaan
Sebelum
pengaruh India berkembang
di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu
pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan
dinamisme).
Ketika agama
dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai
menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga
kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek
moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.
REKAMAN
TERTULIS dalam TRADISI SEJARAH
Zaman
sejarah di Indonesia diawali sejak abad ke-5 M setelah masuknya pengaruh India
(Hindu-Budha). Mengenal tulisan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
sebuah bangsa. Hal ini dikarenakan dengan tulisan mereka dapat mencatat
berbagai peristiwa yang terjadi pada masanya sehingga dapat menyebarkan dan
mewariskan berbagai macam tradisi, nilai, kepercayaan, dan budayanya kepada
masyarakat di sekitarnya maupun generasi penerus. Bukti-bukti tertulis yang
ditinggalkan sehingga dapat dibaca dan dipelajari oleh generasi selanjutnya,
sehingga mereka dapat memahami dan menafsirkan kehidupan generasi terdahulu dan
memperkuat akar dan jati diri masyarakat yang bersangkutan. Di antara
bukti-bukti tertulis itu terdapat prasasti, kitab-kitab agama, karya-karya
sastra dan sebagainya.
1. PRASASTI
Prasasti adalah peninggalan tertulis yang
dipahatkan dan dilukiskan pada bahan yang tidak mudah musnah, seperti batu,
logam, dan gading.
Pada umumnya
prasasti menuliskan suatu peristiwa yang cukup penting pada masa lampau.
Prasasti biasanya dibuat atas perintah raja yang berkuasa.
Tujuan pembuatan prasasti adalah untuk
mengabadikan suatu peristiwa penting yang dialami oleh seorang raja atau sebuah
kerajaan.
Contoh
prasasti pada awal perkembangan kebudayaan Hindu-Budha.
a. Prasasti
Kutai di Kalimantan Timur
Prasasti berupa tujuh buah yupa(tugu
batu) yang diperkirakan berasal dari tahun 400 M, berhuruf Pallawa, dan berbahasa
Sansekerta.
Isinya, peringatan upacara kurban agama
Hindu yang diperintahkan oleh Raja Mulawarman, Putra Aswawarman, dan cucu
Kudungga.
b. Prasasti
Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat
Prasasti ini
berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Contohnya:
Prasasti Ciaruteun (pahatan telapak kaki dan tulisan), Prasasti Kebon
Kopi (pahatan telapak kaki gajah dan tulisan), Prasasti Jambu
(pujian terhadap Purnawarman), Prasasti Pasir Awi (memuat syair pujian
terhadap Raja Purnawarman), Prasasti Tugu (berita tentang penggalian
saluran Sungai Gomati), Prasasti Muara Cianten, Prasasti Cidang Hiang.
c. Prasasti
Kerajaan Sriwijaya
Prasasti ini
berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
Contohnya:
Prasasti Kedukan Bukit (Dapunta Hyang menaklukkan beberapa daerah),
Prasasti Talang tuo (perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk
kemakmuran semua makhluk), Prasasti Telaga Batu (berisi kutukan kepada
siapa saja yang tidak setia pada raja), Prasasti Kota Kapur (berisi
permohonan kepada dewa untuk menjaga Sriwijaya dan menghukum para penghianat
Sriwijaya).
d. Prasasti
Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Canggal
(654 Saka/732 M), menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, mengenai
pendirian sebuah lingga atas perintah Raja Sanjaya di atas bukit Kunjarakunja.
Prasasti Matyasih
(prasasti Kedu) (829 Saka/907 M), berisi tentang raja-raja yang memerintah
sebelum Dyah Balitung.
Prasasti Ritihang,
berbahasa Jawa Kuno ditulis dengan huruf Pallawa berangka tahun 863 Saka/ 914
M.
e. Prasasti
Kerajaan Syailendra
Prasasti Kalasan,
berangka tahun 700 Saka (778 M), berbahasa Sansekerta, dan ditulis dengan huruf
Pra-Nagari.
Prasasti Klurak
(dekat Prambanan), berangka tahun 704 Saka (782 M), ditulis dengan bahasa
Sansekerta dan huruf Pra-Nagari. Mengenai pembuatan arca Manjusri.
2. KITAB
Kitab
merupakan sebuah karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat
dijadikan petunjuk untuk mengungkap suatu peristiwa di masa lampau. Para
pujangga biasanya menulis atas perintah raja. Itulah sebabnya isi tulisannya
banyak menulis keagungan dan kebesaran raja yang bersangkutan. Diantara
kitab-kitab yang terkenal pada masa kerajaan Hindu-Budha:
1.) Pada
zaman Kediri dihasilkan kitab:
- Arjunawiwaha
Merupakan
karya Mpu Kanwa pada tahun 1030 M, pada masa pemerintahan Airlangga.
Isinya meriwayatkan
Arjuna yang bertapa untuk mendapatkan senjata guna keperluan perang melawan
Kurawa.
- Kresnayana
Karya Mpu
Triguna. Memuat riwayat Kresna semasa kecil. Cerita yang mirip dengan
Kresnayana adalah cerita dalam kitab Hariwangsa karya Mpu Panuluh, yang digubah
pada zaman Raja Jayabaya, dan berisi kisah perkawinan Kresna dengan Dewi
Rukhimi.
- Smaradahana
Karya Mpu
Dharmaja pada masa Sri Kameswara. Mengisahkan hilangnya suami istri Dewa Kama
dan Dewi Ratih karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa.
- Baratayudha
Karya Mpu
Sedah dan Mpu Panuluh. Isinya tentang peperangan 18 hari antara keluarga
Pandawa dan Kurawa.
- Gatotkacasraya
Karangan Mpu
Panuluh, menceritakan perkawinan Abimanyu, putra Arjuna, dengan Siti Sundhari
atas bantuan Gatotkaca, putra Bima.Ditulis pada zaman Raja Jayabaya.
2) Pada
zaman Majapahit I
- Nagarakretagama
Ditulis pada
zaman pemerintahan Hayam Wuruk oleh Mpu Prapanca. Mengenai kerajaan Singasari
dari masa pemerintahan Ken Arok, raja pertama Singosari hingga Hayam Wuruk.
- Sutasoma
Karangan Mpu
Tantular. Menceritakan Sutasoma, putra raja yang kemudian mendalami agama
Budha. Dalam kitab ini terdapat kata Bhinneka tunggal ika,tan hana dharma
mangrwa. Kata bhinneka tunggal ika inilah yang kemudian menjadi semboyan
persatuan kita.
- Arjunawijaya
Karangan Mpu
Tantular. Kitab mengisahkan raja Arjuna Sasrabahu dan Patih Sumantri melawan
Raksasa Rahwana.
- Kutaramanawa
Ditulis oleh
Gajah Mada. Disusun berdasarkan kitab hukum Kutarasastra dan kitab hukum
Munawasastra, dan kemudian disesuaikan dengan hukum adat pada waktu itu.
3) Pada
zaman Majapahit II
- Pararaton
Pararaton
berisi dongeng dan mitos. Pengarangnya sampai sekarang belum diketahui. Terdiri
atas 2 bagian. Bagian pertama berisi riwayat Ken Arok sampai raja-raja
Sigasari. Bagian kedua mengisahkan Kerajaan Majapahit mulai dari Raden Wijaya,
Jayanegara, pemberontakan Ronggolawe dan Sora, Perang Bubad, dan daftar raja
sesudah Hayam Wuruk.
- Tantu Panggelaran
- Calon Arang
- Sundayana
- Paman Canggah
- Usana Bali
- Cerita Parahiyangan
- Bubhuksah dan Gagang Aking
Pada masa
Islam muncul banyak karya sastra seperti:
Hikayat
Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jaya, Hikayat Sri Rama, Hikayat Maharaja
Rahwana, Hikayat Pancatantra.
Selain kitab
ada pula cerita panji seperti:
Syair Ken
Tambunan, Lelakon Mahesa Kuitir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang Kinundang,
Hikayat Panji Kuda Sumirang, Hikayat Cekal Wenengpati, Hikayat Panji
Wilakusuma.
Selain itu
terdapat pula kitab suluk (kitab yang bercorak magis, berisi ramalan, penentuan
hari baik dan buruk, dan pemberian makna terhadap suatu kejadian) seperti:
o
Suluk Sukrasa, menceritakan Ki Sukrasa yang mencari ilmu untuk
mendapatkan kesempurnaan.
o
Suluk Wujil, berisi wejanagan Sunan Bonang kepada Wujil, bekas
abdi Raja Majapahit.
o
Suluk Malang Sumirang, berisi pujian dan mengungkapkan seseorang
yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan YME.
Kitab yang
ditulis oleh para pujangga dari kerajaan Islam di Indonesia diantaranya:
a)
Kitab Bustanu’Issalatin, ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri dari
Aceh.Berisi mengenai adat-istiadat Aceh dan ajaran agama Islam
b)
Kitab Sastra Gending, ditulis oleh Sultan Agung dari Mataram.
Berisi tentang ajaran-ajaran filsafat. Serta kitab Nitisruti, Nitisastra, dan
Astabrata yang bersumber pada kitab Ramayana. Berisi tentang tabiat baik.
c)
Kitab Ade Allopiloping Bicaranna Pabbahi’e oleh Amanna Gappa dari
Makasar. Berisi tentang hukum-hukum perniagaan bagi kerajaan Makasar.
3.
Dokumen
Dokumen adalah surat berharga yang tertulis
atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumen-dokumen
tersebut harus didokumentasikan.
Sedangkan Dokumentasi
itu sendiri adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi dari berbagai bidang. Dapat berupa pengumpulan bukti-bukti atau
keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, bahan referensi, dsb.
Dokumen
merupakan sesuatu yang sangat berharga baik itu bagi pemakainya maupun
pembuatnya.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل