Senin, 14 Mei 2012

Masa Prasejarah (Nirleka)

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi; contohnya, dinosaurus biasanya disebut hewan prasejarah dan manusia gua disebut manusia prasejarah. 
Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi.

1. Cara Masyarakat Prasejarah mewariskan masa lalunya.
Masyarakat prasejarah mewariskan masa lalunya dengan cara:
a). Melalui Keluarga, yaitu
- Melalui adat istiadat keluarga
- Melalui ceritera dongeng
b). Melalui Masyarakat, yaitu:
- Melalui adat istiadat masyarakat
- Melalui pertunjukan hiburan, seperti wayang
- Melalui kepercayaan masyarakat, yaitu Dinamisme, animisme, totemisme dan monoisme

Istilah-istilah yang perlu anda ketahui:
Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya (yang diwariskan dari generasi ke generasi), wilayah, identitas dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur.
Animisme, yaitu kepercayaan kepada arwah nenek moyang
Dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa benda-benda disekitar kita memiliki jiwa atau kekuatan
Totemisme, yaitu kepercayaan bahwa hewan-hewan tertentu disekitar kita memiliki kekuatan tertentu (gaib)
Monoisme, yaitu kepercayaan terhadap kekuatan tertinggi yaitu Tuhan.
Budaya, yaitu segala hasil akal dan budi manusia
Adat istiadat, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di dalam suatu masyarakat dan diakui semua pihak yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sepuluh unsur kebudayaan asli Indonesia yaitu:
a). Bercocok tanam padi di sawah
b). Mengenal permainan wayang
c). Mengenal seni gamelan
d). Mengenal seni membatik
e). Pola susunan masyarakat Macapat
f). Mengenal alat tukar dalam perdagangan
g). Mampu membuat barang-barang dari logam
h). Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran
i). Mengenal pengetahuan astronomi
j). Mengenal masyarakat yang teratur
2. Tradisi Masyarakat Indonesia Masa Pra Sejarah (belum mengenal tulisan)
a).
Sistem kepercayaan, masyarakat prasejarah mengenal dinamisme, animisme, totemisme dan monoisme
b). Sistem kemasyarakatan, mengenal sistem gotong royong sebagai kewajiban
c). Pertanian, mengenal sistem persawahan
d). Kemampuan berlayar, mengenal seni berlayar dan menjadi nelayan
e). Bahasa, memiliki alat untuk berkomunikasi
f). Pengetahuan, mempunyai kemampuan memanfaatkan alam sekitar
g). Organisasi Sosial, manusia tidak hidup sendiri
h). Teknologi, mengenal teknik pengecoran logam
i). Kesenian, menenal pertunjukan hiburan
j). Ekonomi, mengenal sistem barter dalam perdagangan

3. Jejak-jejak Masa Prasejarah di Indonesia
Jejak-jejak masa prasejarah artinya adalah sesuatu benda atau adat istiadat yang ditinggalkan oleh masa lalu dan masih dapat dilihat dan dirasakan oleh manusia pada masa sekarang
Wujud jejak-jejak prasejarah antara lain:
a). Folklore, yaitu adat istiadat tradisional dan ceritera rakyat yang diwariskan secara turun temurun akan tetapi tidak di bukukan.
Wujudnya ada 2 yaitu:
- Folklore lisan, yaitu semua peninggalan yang hanya didapat dari ucapan, contoh: bahasa, teka-teki dan puisi rakyat.
- Folklore non lisan, yaitu semua benda-benda hasil kebudayaan manusia. Contoh: kerajinan tangan, pakaian, benda-benda untuk keperluan hidup dll.
b) Mitologi, yaitu ilmu tentang kesusasteraan yang mengandung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa dan makhluk halus salam suatu kebudayaan. Atau ceritera tentang asal usul alam semesta, manusia dan bangsa yang dikaitkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti mendalam.
Contoh: Mitos tentang Nyai Loro Kidul
c). Legenda, yaitu ceritera pada masa lampau yang masih memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa sejarah atau dongeng-dongeng.
Contoh: Legenda Gunung Tangkuban Perahu, Terjadinya Kota Banyuwangi, Pulau Samosir dll.
d). Upacara, yaitu rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama dan kepercayaan
Contoh: Upacara penguburan mayat, upacara perkawinan, dll.
e). Lagu-lagu Daerah, yaitu syair-syair yang dinyanyikan atau ditembangkan dengan irama yang indah dan menarik.

4) Pembagian Zaman Pra-sejarah di Indonesia
a. Berdasarkan Proses Terbentuknya Bumi
- Zaman Archaekum, yaitu masa ketika bumi dalam proses awal terbentuk dan masih dalam wujud gas.
- Zaman Palaeozoikum, masa ketika bumi sudah terbentuk namun belum sempurna dan mulai muncul kehidupan
- Zaman Mesozoikum, masa ketika bumi dipadati dengan makhluk-makhluk besar (dinosaurus)
- Zaman Neozoikum, Masa ketika bumi dalam keadaan sempurna seperti sekarang


b. Berdasarkan Perkembangan Kebudayaan
- Masa Berburu dan mengumpulkan makanan (Food gathering)
- Masa Beternak dan Bercocok tanam (Food Producing)
- Masa Perundagian atau industri

c. Berdasarkan Kebudayaan yang di tinggalkan
1). Zaman Batu, yaitu zaman kebudayaannya didukung dan dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan yang berwujud batu. Dibagi menjadi:
a). Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
Ciri-cirinya adalah:
- Kebudayaan masih primitif dan sederhana
- Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
- Berburu dan mengumpulkan makanan (food Producing)
- Terjadi 600.000 juta tahun yang lalu.
- Disebut juga dengan kebudayaan Ngandong dan Pacitan
Jenis manusia purba yang ditemukan adalah: Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus, Homo Soloensis. Tokoh penemunya adalah Von Koenigswald (1935).
Alat-alat kehidupan yang ditemukan berupa:
- Alat-alat dari batu (Flakes)
- Kapak genggam (Chooper)

b). Mesolitikum (Zaman Batu Tengah)
Ciri-cirinya adalah:
- Berburu dan menangkap ikan
- Hidup mulai menetap (semi sedenter) digua-gua (Abris souc Roche)
- Meninggalkan sampah dapur (kjokken moddinger)
- Alat-alat yang digunakan adalah:
a. Kapak gengam (peble)
b. Bache Courte (kapak pendek)

Yang termasuk kebudayaan Mesolitikum adalah
a. Kebudayaan Bacson-Hoabinh
b. Kebudayaan Bandung
c. Kebudayaan Toala ( Sul-sel)
- Tokoh penemu adalah P.V. Van Stein Callenfels

c). Neolitikum (Zaman Batu Muda)
Ciri-cirinya adalah:
- Merupakan masa revolusi kebudayaan, sebab manusia yang tadinya mengenal food gathering berubah menjadi food producing
- Hidup menetap (Sedenter), dan memiliki tempat tinggal bukan di gua
- Hidup dari bercocok tanam
- Alat-alat yang dipakai berasal dari batu yang sudah dihaluskan dan sempurna
Hasil kebudayaannya adalah:
a. Kapak persegi
b. Kapak Lonjong
Ditemukan di sulawesi selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bengawan Solo. Tokoh Penemunya adalah Van Heine Heldern

d). Megalitikum (Zaman Batu Besar)
Ciri-cirinya adalah:
- Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar
- Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu
- Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animisme
- Peninggalannya berupa:
a. Menhir, yaitu Tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang
b. Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat
c. Dolmen, yaitu meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
d. Punden Berundak-undak, yaitu bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang dibuat dalam bentuk bertingkat-tingkat
e. Sarkofagus, yaitu peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal)
f. Kubur Batu, yaitu peti jenazah yang terbuat dari batu pipih
g. Arca, yaitu patung yang menggambarkan binatang atau manusia yang biasanya disembah.

2). Zaman Logam, yaitu kebudayaan manusia sebagian besar menggunakan benda-benda yang terbuat dari logam atau zaman ketika manusia sudah menggunakan alat-alat kehidupan dengan peralatan yang berasal dari logam. Dibagi menjadi:
a). Zaman Tembaga, adalah zaman ketika manusia mulai mengenal peralatan dari logam
b). Zaman Perunggu, adalah zaman ketika manusia mampu membuat alat-alat dari perunggu. Contohnya:
a. Kapak Corong
b. Nekara
c. Perhiasan perunggu
c). Zaman Besi, yaitu zaman ketika manusia telah dapat mengolah bijih-bjih besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
Namun di Indonesia tidak di temukan peninggalan-peninggalan pada masa zaman besi ini. Alasannya adalah besi berkarat dan tentu hilang dimakan usia.

B. Masa Sejarah
a. Masa Sejarah
Yang dimaksud dengan masa sejarah adalah masa dimana manusia sudah mengenal tulisan atau zaman ketika sudah ditemukan bukti tertulis yang sezaman.
Perkembangan sejarah masyarakat Indonesia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dari India. Mengapa bisa demikian? (Coba uraikan jawabannya)
Alasan utamanya bahwa semuanya berawal dari pelayaran dan perdagangan. Dimana dengan intensitas hubungan antara kebudayaan Indonesia dan India mau tidak mau karena kebudayaan India lebih maju saat itu maka memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kebudayaan di Indonesia.
Pengaruh kebudayaan India tersebut antara lain dalam bidang:
1. Pemerintahan
Sebelum berhubungan dengan India, kepemimpinan di Indonesia adalah suku-suku yang dipegang oleh seorang kepala suku kemudian berkembang menjadi kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja. Selanjutnya raja menurunkan kekuasaannya kepada keturunannya
2. Bidang Sosial
Di Indonesia berkembang sistem kehidupan sosial berdasarkan kasta. Yaitu pembagian masyaraka dalam kelas-kelas tertentu. Ada kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
3. Bidang budaya
- Berkembangnya tulisan yaitu sansekerta dengan huruf Pallawa
- Berkembangnya seni bangunan, yaitu dengan dibangunnya candi, kuil, dll.
- Berkembangnya seni hias, yaitu gambar-gambar, atau relief di dinding-dinding candi
- Berkembangnya kesusasteraan, yaitu kebudayaan Indonesia menyadur kebudayaan India. Contoh Cerita Ramayana dan Mahabarata
b. Rekaman tertulis dalam tradisi sejarah Indonesia berwujud:
1). Prasasti, yaitu tulisan yang terdapat pada sebuah batu yang dibuat atas perintah raja yang tujuannya untuk memperingati bahwa telah terjadi peristiwa besar pada masa itu
2). Kitab, yaitu hasil tulisan para pujangga kerajaan pada masa lalu yang menceritakan kondisi masyarakat dan kerajaan pada masa itu.
3). Dokumen, yaitu surat berharga yang dapat dijadikan sebagai bukti atau keterangan yang diinginkan dari dokumen tersebut.

c. Perkembangan penulisan Sejarah di Indonesia
1). Masa sejarah Hindu-Budha dan Islam
- Berpusat pada masalah-masalah pemerintahan dan raja-raja yang berkuasa
- Bersifat istana sentris
- Ditulis dalam kitab-kitab
- Berisi perihal politik, sosial dan agama pada masa itu
2). Masa Kolonial
- Dibuat oleh orang-orang Eropa
- Tujuannya adalah untuk memperkokoh kekuasaan mereka di Indonesia
- Sarana propaganda untuk mengendurkan perlawanan pribumi
- Bersifat Eropa sentris
3). Masa Pergerakan Nasional
- Dibuat untuk membangkitkan semangat perjuangan Indonesia dalam melawan penjajah
- Tulisan berupa kejayaan kerajaan-kerajaan pada masa lalu
4). Masa Indonesia Merdeka
- Berorientasi pada masa depan Indonesia
- Mengungkapkan tentang sejarah yang pernah terjadi dalam kehidupan bangsa Indonesia
- Tujuannya agar rakyat bersemangat dalam mengisi pembangunan

C. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mengungkap kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dengan menggunakan metode ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis sehingga hasil yang didapat dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum.
a). Tahap-tahap Penelitian Sejarah
1. Heuristik, kegiatan menghimpun jejak-jejak sejarah atau dokumen-dokumen sejarah agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian-kejadian pada masa lalu.
2. Verifikasi / kritik sumber, yaitu kegiatan pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Ada dua macam yaitu:
- Kritik Intern, yaitu pemeriksaan terhadap keaslian atau outentitas dari data, atau laporan yang di dapat itu sendiri.
- Kritik Ekstern, yaitu pemeriksaan terhadap peristiwa dan bukti yang ditemukan berdasarkan pandapat dari luar sumber tersebut.
3. Interpretasi, yaitu kegiatan penafsiran terhadap suatu peristiwa atau memberikan pandangan tertulis terhadap suatu peristiwa sejarah
4. Historiografi, merupakan tahap akhir dari penelitian sejarah. Yaitu kegiatan penulisan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk laporan ilmiah atau buku.

b). Sumber-sumber Sejarah
Sumber sejarah dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Sumber Lisan, yaitu keterangan yang didapat langsung dari para pelaku sejarah atau dari saksi yang menyaksikan dengan kepala sendiri atau pemberitahuan dari orang lain mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
2. Sumber tertulis, yaitu peninggalan sejarah yang didapat dari peninggalan-peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa-peristiwa penting pada masa lalu.
3. Sumber benda, yaitu sumber sejarah yang di dapat dari peninggalan benda-benda kebudayaan.

Sumber-sumber sejarah di dapat dari:
1. Pelaku sejarah, yaitu orang yang mengalami sendiri peristiwa sejarah
2. Saksi sejarah, yaitu orang yang tidak secara langsung mengalami peristiwa sejarah akan tetapi hanya melihat atau mendengarkan cerita dari orang lain.
3. Tempat Peristiwa Sejarah, yaitu lokasi dimana terjadi peristiwa sejarah yang dimaksud
4. Latar Belakang Munculnya Peristiwa Sejarah, yaitu hal-hal apa saja yang mengakibatkan terjadinya peristiwa tersebut.
5. Pengaruh dan akibat dari Peristiwa Sejarah, yaitu hal-hal apa saja yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa sejarah yang terjadi.

c). Jejak-Jejak Masa Lampau
Jejak-jejak masa lampau dapat berupa:
1. Peninggalan sejarah, yaitu benda-benda budaya manusia dari masa yang telah lampau.
Contoh: Candi, Kuil, masjid, makan, keris, tombak dll.
2. Monumen Peninggalan sejarah, yaitu bangunan tugu yang dibangun sebagai tanda bahwa di tempat tersebut pernah terjadi suatu peristiwa penting.
Tujuannya adalah untuk mengenang peristiwa yang pernah terjadi di tempat tersebut
Contoh: Monumen Lubang Buaya, Tugu Muda, Monumen Jogja Kembali, dll.
3. Kronologi Sejarah Indonesia.
Adalah suatu proses/kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan sejarah Indonesia yang disusun berdasarkan urutan-urutan peristiwa dari masa lampau hingga sekarang
Kronologi Sejarah Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut:
- Masa prasejarah
- Masa perkembangan dan pengaruh Hindu-Budha
- Masa perkembangan dan pengaruh Islam
- Masa Kolonial di Indonesia
- Masa Pergerakan Nasional
- Masa Kolonialisme Jepang di Indonesia
- Masa Indonesia Merdeka

Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia (sebelum dan sesudah masuknya budaya India)


Kepulauan Indonesia, pada zaman kuno terletak pada jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu India dan Cina. Letaknya dalam jalur perdagangan internasional ini memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan sejarah kuno Indonesia. Kehadiran orang India di kepulauan Indonesia memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan di berbagai bidang di wilayah Indonesia.
Hal itu terjadi melalui proses akulturasi kebudayaan, yaitu proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali masing-masing ciri khas dari kebudayaan lama.
Pengaruh India yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam bidang:
1. Budaya
Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
  • Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi.
Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa.
Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.
Contohnya:
Ø      Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
Ø      Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan.
Ø      Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.
Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.
Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.
  • Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.
  • Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
  • Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.
  • Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat.
Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.
Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).
Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.

2. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian.

Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.

3. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.

Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)

4. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).

Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.

REKAMAN TERTULIS dalam TRADISI SEJARAH
Zaman sejarah di Indonesia diawali sejak abad ke-5 M setelah masuknya pengaruh India (Hindu-Budha). Mengenal tulisan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Hal ini dikarenakan dengan tulisan mereka dapat mencatat berbagai peristiwa yang terjadi pada masanya sehingga dapat menyebarkan dan mewariskan berbagai macam tradisi, nilai, kepercayaan, dan budayanya kepada masyarakat di sekitarnya maupun generasi penerus. Bukti-bukti tertulis yang ditinggalkan sehingga dapat dibaca dan dipelajari oleh generasi selanjutnya, sehingga mereka dapat memahami dan menafsirkan kehidupan generasi terdahulu dan memperkuat akar dan jati diri masyarakat yang bersangkutan. Di antara bukti-bukti tertulis itu terdapat prasasti, kitab-kitab agama, karya-karya sastra dan sebagainya.

1. PRASASTI
Prasasti adalah peninggalan tertulis yang dipahatkan dan dilukiskan pada bahan yang tidak mudah musnah, seperti batu, logam, dan gading.
Pada umumnya prasasti menuliskan suatu peristiwa yang cukup penting pada masa lampau. Prasasti biasanya dibuat atas perintah raja yang berkuasa.
Tujuan pembuatan prasasti adalah untuk mengabadikan suatu peristiwa penting yang dialami oleh seorang raja atau sebuah kerajaan.

Contoh prasasti pada awal perkembangan kebudayaan Hindu-Budha.
a. Prasasti Kutai di Kalimantan Timur
Prasasti berupa tujuh buah yupa(tugu batu) yang diperkirakan berasal dari tahun 400 M, berhuruf Pallawa, dan berbahasa Sansekerta.
Isinya, peringatan upacara kurban agama Hindu yang diperintahkan oleh Raja Mulawarman, Putra Aswawarman, dan cucu Kudungga.
b. Prasasti Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat
Prasasti ini berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Contohnya: Prasasti Ciaruteun (pahatan telapak kaki dan tulisan), Prasasti Kebon Kopi (pahatan telapak kaki gajah dan tulisan), Prasasti Jambu (pujian terhadap Purnawarman), Prasasti Pasir Awi (memuat syair pujian terhadap Raja Purnawarman), Prasasti Tugu (berita tentang penggalian saluran Sungai Gomati), Prasasti Muara Cianten, Prasasti Cidang Hiang.
c. Prasasti Kerajaan Sriwijaya
Prasasti ini berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
Contohnya: Prasasti Kedukan Bukit (Dapunta Hyang menaklukkan beberapa daerah), Prasasti Talang tuo (perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk), Prasasti Telaga Batu (berisi kutukan kepada siapa saja yang tidak setia pada raja), Prasasti Kota Kapur (berisi permohonan kepada dewa untuk menjaga Sriwijaya dan menghukum para penghianat Sriwijaya).
d. Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
Prasasti Canggal (654 Saka/732 M), menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, mengenai pendirian sebuah lingga atas perintah Raja Sanjaya di atas bukit Kunjarakunja.
Prasasti Matyasih (prasasti Kedu) (829 Saka/907 M), berisi tentang raja-raja yang memerintah sebelum Dyah Balitung.
Prasasti Ritihang, berbahasa Jawa Kuno ditulis dengan huruf Pallawa berangka tahun 863 Saka/ 914 M.
e. Prasasti Kerajaan Syailendra
Prasasti Kalasan, berangka tahun 700 Saka (778 M), berbahasa Sansekerta, dan ditulis dengan huruf Pra-Nagari.
Prasasti Klurak (dekat Prambanan), berangka tahun 704 Saka (782 M), ditulis dengan bahasa Sansekerta dan huruf Pra-Nagari. Mengenai pembuatan arca Manjusri.

2. KITAB
Kitab merupakan sebuah karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengungkap suatu peristiwa di masa lampau. Para pujangga biasanya menulis atas perintah raja. Itulah sebabnya isi tulisannya banyak menulis keagungan dan kebesaran raja yang bersangkutan. Diantara kitab-kitab yang terkenal pada masa kerajaan Hindu-Budha:
1.) Pada zaman Kediri dihasilkan kitab:
  • Arjunawiwaha
Merupakan karya Mpu Kanwa pada tahun 1030 M, pada masa pemerintahan Airlangga.
Isinya meriwayatkan Arjuna yang bertapa untuk mendapatkan senjata guna keperluan perang melawan Kurawa.
  • Kresnayana
Karya Mpu Triguna. Memuat riwayat Kresna semasa kecil. Cerita yang mirip dengan Kresnayana adalah cerita dalam kitab Hariwangsa karya Mpu Panuluh, yang digubah pada zaman Raja Jayabaya, dan berisi kisah perkawinan Kresna dengan Dewi Rukhimi.
  • Smaradahana
Karya Mpu Dharmaja pada masa Sri Kameswara. Mengisahkan hilangnya suami istri Dewa Kama dan Dewi Ratih karena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa.
  • Baratayudha
Karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Isinya tentang peperangan 18 hari antara keluarga Pandawa dan Kurawa.
  • Gatotkacasraya
Karangan Mpu Panuluh, menceritakan perkawinan Abimanyu, putra Arjuna, dengan Siti Sundhari atas bantuan Gatotkaca, putra Bima.Ditulis pada zaman Raja Jayabaya.
2) Pada zaman Majapahit I
  • Nagarakretagama
Ditulis pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk oleh Mpu Prapanca. Mengenai kerajaan Singasari dari masa pemerintahan Ken Arok, raja pertama Singosari hingga Hayam Wuruk.
  • Sutasoma
Karangan Mpu Tantular. Menceritakan Sutasoma, putra raja yang kemudian mendalami agama Budha. Dalam kitab ini terdapat kata Bhinneka tunggal ika,tan hana dharma mangrwa. Kata bhinneka tunggal ika inilah yang kemudian menjadi semboyan persatuan kita.
  • Arjunawijaya
Karangan Mpu Tantular. Kitab mengisahkan raja Arjuna Sasrabahu dan Patih Sumantri melawan Raksasa Rahwana.
  • Kutaramanawa
Ditulis oleh Gajah Mada. Disusun berdasarkan kitab hukum Kutarasastra dan kitab hukum Munawasastra, dan kemudian disesuaikan dengan hukum adat pada waktu itu.
3) Pada zaman Majapahit II
  • Pararaton
Pararaton berisi dongeng dan mitos. Pengarangnya sampai sekarang belum diketahui. Terdiri atas 2 bagian. Bagian pertama berisi riwayat Ken Arok sampai raja-raja Sigasari. Bagian kedua mengisahkan Kerajaan Majapahit mulai dari Raden Wijaya, Jayanegara, pemberontakan Ronggolawe dan Sora, Perang Bubad, dan daftar raja sesudah Hayam Wuruk.
  • Tantu Panggelaran
  • Calon Arang
  • Sundayana
  • Paman Canggah
  • Usana Bali
  • Cerita Parahiyangan
  • Bubhuksah dan Gagang Aking
Pada masa Islam muncul banyak karya sastra seperti:
Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa Jaya, Hikayat Sri Rama, Hikayat Maharaja Rahwana, Hikayat Pancatantra.
Selain kitab ada pula cerita panji seperti:
Syair Ken Tambunan, Lelakon Mahesa Kuitir, Syair Panji Sumirang, Cerita Wayang Kinundang, Hikayat Panji Kuda Sumirang, Hikayat Cekal Wenengpati, Hikayat Panji Wilakusuma.
Selain itu terdapat pula kitab suluk (kitab yang bercorak magis, berisi ramalan, penentuan hari baik dan buruk, dan pemberian makna terhadap suatu kejadian) seperti:
o       Suluk Sukrasa, menceritakan Ki Sukrasa yang mencari ilmu untuk mendapatkan kesempurnaan.
o       Suluk Wujil, berisi wejanagan Sunan Bonang kepada Wujil, bekas abdi Raja Majapahit.
o       Suluk Malang Sumirang, berisi pujian dan mengungkapkan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dan bersatu dengan Tuhan YME.
Kitab yang ditulis oleh para pujangga dari kerajaan Islam di Indonesia diantaranya:
a)     Kitab Bustanu’Issalatin, ditulis oleh Nuruddin ar-Raniri dari Aceh.Berisi mengenai adat-istiadat Aceh dan ajaran agama Islam
b)     Kitab Sastra Gending, ditulis oleh Sultan Agung dari Mataram. Berisi tentang ajaran-ajaran filsafat. Serta kitab Nitisruti, Nitisastra, dan Astabrata yang bersumber pada kitab Ramayana. Berisi tentang tabiat baik.
c)      Kitab Ade Allopiloping Bicaranna Pabbahi’e oleh Amanna Gappa dari Makasar. Berisi tentang hukum-hukum perniagaan bagi kerajaan Makasar.
3.  Dokumen
Dokumen adalah surat berharga yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumen-dokumen tersebut harus didokumentasikan.
Sedangkan Dokumentasi itu sendiri adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dari berbagai bidang. Dapat berupa pengumpulan bukti-bukti atau keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, bahan referensi, dsb.
Dokumen merupakan sesuatu yang sangat berharga baik itu bagi pemakainya maupun pembuatnya.